Saturday, July 4, 2015

if conditional sentence



Berikut adalah contoh conditional sentence, tentu anda harus mengetahui penjelasan lengkap dan bagaimana cara membuatnya terlebih dahulu. Conditional berarti sebuah pengandaian sementara conditional sentence adalah kalimat pengandaian. Dalam kalimat bahasa Indonesia, beberapa contoh berikut ini bisa disebut dengan kalimat pengandaian.

    Jika saya mempunyai uang banyak, saya akan membuat rumah yang besar.
    Jika saya bisa pergi ke Eropa, saya akan mengunjungi Inggris dan Skotlandia.
Di dalam penjelasan ini, kita akan belajar mengenai conditional yang terbagi dalam tiga bentuk kalimat. Masing-masing mempunyai perbedaan tersendiri baik dari cara membuat hingga maknanya. Struktur conditional sentence itu sebenarnya sangat mudah. Jika dalam matematika, ada sebuah struktur yang dapat mewakilinya, yaitu sebagai berikut
Atau bisa juga dengan skema di bawah
Hasil    Jika      Kondisi
2y = 20            IF         y = 10
2y = 20 jika y=10.
Penjelasan lengkap mengenai tiga kalimat pengandaian dalam bahasa Inggris adalah sebagai berikut.
Conditional Sentence Type 1

Dalam konteks tipe pertama ini, kita akan berbicara mengenai masa depan. Membicarakan pengandaian masa depan memang sering dilakukan. Sebagai contoh, anda berada di minggu pagi dengan rencana bermain sepak bola ketika sore tiba. Kendati demikian, anda melihat langit berawan dan sepertinya akan hujan. Kemudian, anda membuat pengandaian bahwa jika langit hujan, maka akan berada di rumah dan tidak bermain sepak bola. Di bawah ini, ada beberapa penjelasan mengenai kalimat pengandaian tipe 1.
Jika      Kondisi Hasil
            present simple            WILL + base verb
If          it rains I will stay at home.
Jika      Hujan   Saya akan tinggal di rumah.

Beberapa contoh conditional sentence tipe pertama yang lebih lengkap adalah sebagai berikut.
Struktur : If + simple present tense + Subject + will + verb
Jika      Kondisi Hasil
            present simple            WILL + base verb
If          I see Harry      I will call him.
If          Tara is not sick tomorrow       I will invite her to my party.
If          I graduate this year    I will go to Singapore for holiday.
If          it rains tomorrow        will you stay in my house?
If          Henri bring me the book        I will study hard.
Struktur : Will + base verb + if + simple present tense
Hasil    Jika      Kondisi
WILL + base verb                    present simple
I will call Harry.          if          I see him.
I will invite Tara to my party. if          She is not sick tomorrow
I will go to Singapore for holiday.      if          it rains tomorrow
I will study hard.         if          Henri bring me the book
 

Sunday, April 19, 2015

Kalimat Naratif dan Deskriftif dengan objek yang sama


Margo city 

naratif  : 
                      Sekitar dua minggu yang lalu saya berjalan - jalan di sebuah mall atau pusat perbelanjaan margo city depok , saya bersama dengan teman saya , saya melihat - lihat beberapa toko - toko olahraga dan toko souvenir  karena niat saya sedari awal memang untuk mencari hadiah untuk kado teman saya yang sedang ulang tahun . namun karena belum ada yang menurut saya cocok akhirnya saya memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di foodcourt margo city , makanan disini bervariasi dengan harga yang lumayan mahal untuk sekelas mahasiswa hehehe, Selesai makan saya kembali melanjutkan untuk mencari hadiah tersebut , setelah hampir 15 menit berkeliling mall margo city akhirnya pandangan saya tertuju pada toko boneka , saya tertarik membeli boneka kura - kura yang lucu untuk menjadi kado . setelah selesai di bungkus saya memutuskan untuk kembali ke rumah .

deskriptif :
                  Margo city adalah sebuah mall modern yang terletak di daerah depok , di halaman depan mall terdapat taman dan lapang yang luas sebagai jalur kereta pengangkut pengunjung . margo city sangat lah luas di dalamnya terdapat ratusan toko di margo city ada trestoran yang sangat terkenal dari korea , jika dari pintu masuk margo city di sebelah kanan ada restoran korea yang enak , di sebelah restoran tersebut ada atm center dan di depan atm center ada toilet yang sangat bersih dan terjaga dengan baik .

Friday, March 13, 2015

Fakta Sebagai Unsur dalam Penalaran Ilmiah

  • Fakta Sebagai Unsur dalam Penalaran Ilmiah

Agar dapat menalar dengan tepat, perlu kita memiliki pengetahuan tentang fakta yang berhubungan. Jumlah fakta tak terbatas, sifatnya pun beraneka ragam. Oleh sebab itu, sebagai unsur dasar dalam penalaran ilmiah, kita harus mengetahui apa pengertian dari fakta.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta memiliki definisi sebagai hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Selain itu, fakta juga merupakan pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris (sesuai dengan bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera). Fakta bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa sistem serta dilakukan secara sekuensial maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah ilmu. Sebagai kunci bahwa fakta tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa sebuah teori dan fakta secara empiris dapat melahirkan sebuah teori baru.

Untuk memahami hubungan antara fakta-fakta yang sangat banyak itu, kita perlu mengenali fakta-fakta itu secara sendiri-sendiri. Ini berarti bahwa kita harus mengetahui ciri-cirinya dengan baik. Dengan begitu, kita dapat mengenali hubungan di antara fakta-fakta tersebut dengan melakukan penelitian.

Selain itu, kita dapat menggolong-golongkan sejumlah fakta ke dalam bagian-bagian dengan jumlah anggota yang sama banyaknya. Proses seperti itu disebut pembagian, namun pembagian di sini memiliki taraf yang lebih tinggi dan disebut klasifikasi.

1). Klasifikasi
Membuat klasifikasi mengenai sejumlah fakta, berarti memasukkan atau menempatkan fakta-fakta ke dalam suatu hubungan logis berdasarkan suatu sistem. Suatu klasifikasi akan berhenti, tidak dapat diteruskan lagi jika sudah sampai kepada individu yang tidak dapat merupakan spesies atau dengan kata lain jenis individu tidak dapat diklasifikasikan lebih lanjut meskipun dapat dimasukkan ke dalam suatu spesies. Contohnya, "Dani adalah manusia", tetapi tidak "Manusia adalah Dani" karena Dani adalah individu dan bersifat unik.

Perlu diingat bahwa klasifikasi atau penggolongan (pengelompokkan) berbeda dengan pembagian. Pembagian lebih bersifat kuantitatif, tanpa suatu kriteria atau ciri penentu. Tetapi klasifikasi didasarkan terhadap ciri-ciri atau kriteria yang ada dari fakta-fakta yang diteliti.

2). Jenis Klasifikasi
Klasifikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
  • Klasifikasi sederhana, suatu kelas hanya mempunyai dua kelas bawahan yang berciri positif dan negatif. Klasifikasi seperti itu disebut juga klasifikasi dikotomis (dichotomous classification dichotomy).
  • Klasifikasi kompleks, suatu kelas mencakup lebih dari dua kelas bawahan. Dalam klasifikasi ini tidak boleh ada ciri negatif; artinya, suatu kelas tidak dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya suatu ciri.

3). Persyaratan Klasifikasi
Klasifikasi harus dilakukan dengan memperhatikan beberapa persyaratan:
  • Prinsipnya harus jelas. Prinsip ini merupakan dasar atau patokan untuk membuat klasifikasi, berupa ciri yang menonjol yang dapat mencakup semua fakta atau benda (gejala) yang diklasifikasikan.
  • Klasifikasi harus logic dan ajek (konsisten). Artinya, prinsip-prinsip itu harus diterapkan secara menyeluruh kepada kelas bawahannya.
  • Klasifikasi harus bersikap lengkap, menyeluruh. Artinya, dasar pengelompokkan yang dipergunakan harus dikenakan kepada semua anggota kelompok tanpa kecuali.

Selain itu dalam aspek fakta agar dapat membuat kesimpulan yang sah tentang sifat golongan tertentu yang berdasarkan satu atau beberapa yang diamati, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai klasifikasi – yang sudah dijelaskan sebelumnya –, generalisasi dan spesifikasi, analogi, dan hubungan sebab-akibat.

1). Generalisasi dan Spesifikasi, Dari sejumlah fakta atau gejala yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan cara itu disebut generalisasi. Jadi, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol, bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu dibuktikan dengan fakta yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.

Ungkapan yang biasa digunakan dalam generalisasi adalah: biasanya, pada umumnya, sebagian besar, semua, setiap, tidak pernah, dan sebagainya. Dan ungkapan yang digunakan dalam penunjang generalisasi adalah: misalnya, sebagai contoh, untuk menjelaskan hal itu, sebagai bukti, dan sebagainya.

Fakta-fakta penunjang harus relevan dengan generalisasi yang dikemukakan. Suatu paragraf dalam tulisan yang mencamtumkan penunjang yang tidak relevan dipandang tidak logis. Dan generalisasi mungkin mengemukakan fakta (disebut generalisasi faktual) atau pendapat (opini).

2). Analogi, persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain atau membandingkan sesuatu dengan lainnya berdasarkan atas persamaan yang terdapat di antara keduanya.

Analogi terdiri dari dua macam, pertama analogi penjelas (deklaratif) yaitu perbandingan untuk menjelaskan sesuatu yang baru berdasarkan persamaannya dengan sesuatu yang telah dikenal, tetapi hasilnya tidak memberikan kesimpulan atau pengetahuan yang baru, kedua analogi induktif yaitu suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan (referensi) tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan. Jadi, dalam analogi induktif yang perlu diperhatikan adalah persamaan yang dipakai merupakan ciri-ciri esensial penting yang berhubungan erat dengan kesimpulan yang dikemukakan.

3). Hubungan Sebab Akibat, hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat.
  • Penalaran sebab-akibat dimulai dengan pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui.
  • Penalaran akibat-sebab dimulai dari suatu akibat yang diketahui.
  • Penalaran akibat-akibat berpangkal dari suatu akibat dan berdasarkan akibat tersebut dan langsung dipikirkan akibat lain tanpa memikirkan sebab umum yang menimbulkan kedua akibat itu.
sumber :http://zuwaily.blogspot.com/2012/10/fakta-sebagai-unsur-dalam-penalaran.html#.VQOk7CyM1NE google
Fakta Sebagai Unsur dalam Penalaran Ilmiah